Friday, April 15, 2005

KISAHMU CINTAMU
(saat kau cur-hat padaku - Elegi perjalanan seorang gadis)

Kuselami kedalaman bening matamu
Kususuri sampai palung hatimu
Kutemukan catatan demi catatan, perjalanan panjang bidukmu
perlahan terus ku susuri
Guratan-guratan kisah perjalanan menyeruak nyata di dinding-dinding kusam
waktu membuatmu matang di usia 20-anmu. Sejuta kisah kau lalui

Ku susuri lagi?
dan?. kutemukan guratan akhirmu:
?aku lelah, aku ingin berlabuh, aku ingin berlabuh?.?

Kenapa Ibu Menangis???

Suatu ketika, ada seorang anak laki-laki yang bertanya kepada ibunya. "Ibu, mengapa Ibu menangis?". Ibunya menjawab, "Sebab, Ibu adalah seorang wanita, Nak". "Aku tak mengerti" kata si anak lagi. Ibunya hanya tersenyum dan memeluknya erat. "Nak, kamu memang tak akan pernah mengerti...."

Kemudian, anak itu bertanya pada ayahnya. "Ayah, mengapa Ibu menangis? Sepertinya Ibu menangis tanpa ada sebab yang jelas?" Sang ayah menjawab, "Semua wanita memang menangis tanpa ada alasan". Hanya itu jawaban yang bisa diberikan ayahnya. Lama kemudian, si anak itu tumbuh menjadi remaja dan tetap bertanya-tanya, mengapa wanita menangis.

Pada suatu malam, ia bermimpi dan bertanya kepada Tuhan. "Ya Tuhan, mengapa wanita mudah sekali menangis?". Dalam mimpinya, Tuhan menjawab,

"Saat Kuciptakan wanita, Aku membuatnya menjadi sangat utama. Kuciptakan bahunya, agar mampu menahan seluruh beban dunia dan isinya, walaupun juga, bahu itu harus cukup nyaman dan lembut untuk menahan kepala bayi yang sedang tertidur.

Kuberikan wanita kekuatan untuk dapat melahirkan, dan mengeluarkan bayi dari rahimnya, walau, seringkali pula, ia kerap berulangkali menerima cerca dari anaknya itu.

Kuberikan keperkasaan, yang akan membuatnya tetap bertahan, pantang menyerah, saat semua orang sudah putus asa.

Pada wanita, Kuberikan kesabaran, untuk merawat keluarganya, walau letih, walau sakit, walau lelah, tanpa berkeluh kesah.

Kuberikan wanita, perasaan peka dan kasih sayang, untuk mencintai semua anaknya, dalam kondisi apapun, dan dalam situasi apapun. Walau, tak jarang anak-anaknya itu melukai perasaannya, melukai hatinya.

Perasaan ini pula yang akan memberikan kehangatan pada bayi-bayi yang terkantuk menahan lelap. Sentuhan inilah yang akan memberikan kenyamanan saat didekap dengan lembut olehnya.

Kuberikan wanita kekuatan untuk membimbing suaminya, melalui masa-masa sulit, dan menjadi pelindung baginya. Sebab, bukankah tulang rusuklah yang melindungi setiap hati dan jantung agar tak terkoyak?

Kuberikan kepadanya kebijaksanaan, dan kemampuan untuk memberikan pengertian dan menyadarkan, bahwa suami yang baik adalah yang tak pernah melukai istrinya. Walau, seringkali pula, kebijaksanaan itu akan menguji setiap kesetiaan yang diberikan kepada suami, agar tetap berdiri, sejajar, saling melengkapi, dan saling menyayangi.

Dan, akhirnya, Kuberikan ia air mata agar dapat mencurahkan perasaannya. Inilah yang khusus Kuberikan kepada wanita, agar dapat digunakan kapanpun ia inginkan. Hanya inilah kelemahan yang dimiliki wanita, walaupun sebenarnya, air mata ini adalah air mata kehidupan".

(Diambil dari http://www.poetih.com/)

Saturday, April 09, 2005

entah kenapa aku masih begitu tergetar...
saat ku pandang raut wajah coretan-coretan dinding itu
ada ruh dan rasa yang masih tersimpan di sana
diam... dalam putaran waktu penuh penantian
kesempurnaannya membuatku terlelap...
dalam bimbang... tanpa pegangan...
dan saat aku jatuh...
masih kurasakan rasa sakit itu
membekas di ujung nadi-nadi hidupku
tak terobati... tak terkatakan...
masih menyisakan rahasia...yang tak pernah Terungkap
di antara kita...

Menjadi Pendengar

"Mendengarkan" adalah suatu kata sederhana. Sederhana, karena hampir setiap saat kita selalu mendengarkan suara-suara yang ada di sekeliling kita. Suara 'kokok ayam' di pagi hari, suara kendaraan, suara teman-teman di kantor atau di kampus, mendengarkan suara mesin dan lain-lainnya.
Namun 'mendengarkan' bisa menjadi 'obat' dan menjadi luar biasa maknanya bila dipakai pada saat orang lain butuh tempat untuk menyampaikan isi hati (curhat).

Dalam banyak kesempatan, tentu kita sering dihadapkan dengan keadaan seperti ini. Seorang teman menelepon kita dan mengatakan 'saya ingin bicara' atau 'kamu punya waktu nggak, saya pengen curhat nih..?'.
Menjadi teman memang terkadang tidak gampang. Apalagi menjadi 'teman bicara'. Alasan utama, karena memang secara umum, kita lebih banyak ingin didengarkan, daripada kita menjadi pendengar atau mendengarkan.
Menjadi teman bicara, atau terkadang hanya 'menjadi' pendengar sebenarnya bisa membuat kita semakin dewasa. Dengan 'mendengar', kita akan semakin banyak mendapatkan 'input' tentang suatu keadaan atau peristiwa dan pendapat dari 'sumber' yang kita dengarkan. Semakin banyak input, maka kita akan semakin banyak mengerti, dan seharusnya membuat kita lebih 'mumpuni' dan bijaksana. oleh karena itu, marilah menjadi 'pendengar' yang baik... :)

Menterjemahkan Sikap 'Seseorang' Terhadap Kita

Kita, memang terkadang terbawa oleh perasaan kita TERHADAP perlakuan, atau sikap orang lain terhadap kita. Perlakuan yang baik, sopan dan 'nyambung' dengan apa yang kita fikirkan, akan membuat kita memberikan nilai plus kepada orang tersebut, bahkan kita-pun kadang langsung 'menafsirkan' diri bahwa kita 'sudah jatuh cinta' pada orang tersebut. Upss...! Maaf. Itu mungkin berlebihan. Tapi, kadang memang begitu. Kita terkadang menjadi 'terkecoh' dengan sikap dan kebaikan seseorang. Kebaikan dan perhatian seseorang (bahkan yang menurut kita sudah berlebihanpun) tidak bisa selalu diterjemahkan bahwa 'orang tersebut' menyukai kita, atau mencintai kita.
Gimana nih menurut anda..??

Ahlan (selamat datang), saudariku

selamat datang, saudariku..yang mendirikan sholat dan berpuasa dengan patuh dan penuh konsentrasi
selamat datang, saudariku..yang memakai hijab karena rasa malu dan untuk menjaga kehormatan serta keteguhan hati.
selamat daatang, saudariku..yang selalu belajar dan menelaah dengan penuh kesadaran dan kelurusan hati.
selamat datang, saudariku..yang selalu menepati janji, dipercaya dan jujur.
selamat datang, saudariku..yang selalu bersabar, mawas diri, dan bertobat.
selamat datang, saudariku..yang selalu berdzikir, bersyukur dan berdoa.
selamat datang, saudariku..yang menjadikan Asiyah, Maryam, dan Khadijah sebagai panutan.
selamat datang, saudariku..yang mendidik para pahlawan, dan mencetak laki-laki yang terhormat.
selamat datang, saudariku..yang selalu menjaga nilai-nilai, dan memelihara suri tauladan.
selamat datang, saudariku..yang selalu takut terhadap dan menjauhi apa-apa yang diharamkan oleh Allah.

Saturday, April 02, 2005

Kenapa baru sekarang dia menghubungi gw setelah begitu lama hal itu terjadi
Bangsat................